Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 21:34:30【Resep Pembaca】307 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(74245)
Sebelumnya: Klasemen Grup H: peluang Indonesia U
Selanjutnya: Polda Kepri periksa tujuh ABK Kapal Shing Xing dalam dugaan TPPO
Artikel Terkait
- Resep roti tawar rasa kopi ala Roti O, cocok untuk sarapan dan ngopi
- Gempa bumi dangkal, magnitudo 4,4 terjadi di Tarakan Kaltara
- DPR ingatkan Kemenhan agar gandeng BPOM distribusi vitamin ke SPPG
- Korban kebakaran di Matraman masih mengungsi di tenda darurat
- Potret pembuat gelato Italia yang mengejar impian di Shanghai
- Feature: Banyak pegawai federal AS andalkan bantuan pangan
- CKG, cahaya harapan dari negara untuk masa senja berjaya
- Kementerian HAM pastikan pemulihan korban ledakan di SMAN 72 Jakarta
- SD Negeri OO3 Penajam ajarkan kemandirian lewat program MBG
- Tinjau magang dengan Seskab, Menaker: Sarana link and match industri
Resep Populer
Rekomendasi

Ini kata SPPG Meruya Selatan terkait asal menu beracun pada MBG

UI gelar sarasehan nasional bahas lingkungan dan kesehatan

Kemenekraf perkuat 28 provinsi miliki Dinas Ekonomi Kreatif

Jepang lanjutkan ekspor makanan laut ke China setelah larangan dicabut

Siasat bersihkan rumah terdampak banjir dari kuman penyebab penyakit

PBB dan mitranya tingkatkan respons pascagempa di Afghanistan

11 SPPG 3T di Karimun dalam proses pembangunan

Jarang diketahui, ini deretan khasiat bawang putih bagi tubuh